26 Juli 2015

Dibalik Kata-Kata...


Tiba-tiba aja pengen nulis sesuatu di blog ini...
Sebenarnya ada sesuatu yang mengganjal dibenak akhir-akhir ini. Tidak serius sih... tapi tetap saja mengambil bagian penting dalam otak. Menuntut untuk segera dituangkan dalam bentuk ucapan atau setidaknya dalam tulisan. Dan aku lebih memilih opsi yang kedua... karena aku tidak yakin bisa mengatakan semua ini secara langsung, tanpa ada satu kata pun yang terlewatkan.

Aku ingat... kalau aku pernah mengatakan hal ini padamu. Saat itu kamu lagi mengahadapi masalah serius dalam hubunganmu dengan DIA. Dan aku mencoba menasehatimu dengan kata-kata ini...
“Sebuah hubungan yang serius itu hanya akan berujung pada dua hal: menikah atau putus. Dan kalau sepasang kekasih udah niat serius ke depannya, pasti doa yang selalu terucap adalah semoga dilancarkan niat yang baik itu sampai ke tahap selanjutnya, yaitu pernikahan. Tapi... semakin kita menjalaninya, justru terasa semakin berat. Ada saja masalah yang dihadapi. Bahkan kita jadi lebih sering nangis, sedih dan sakit. Dan saat seperti itu, sebenarnya tanpa kita sadari Tuhan sudah menjawab doa kita. Hanya kadang terasa belum siap saja untuk menerima semuanya”
Dan saat itu, kamu mengiyakan semua kata-kataku itu. Aku bahkan sempat bertanya, apakah kamu mengerti dengan semua ucapanku. Dan kamu mengangguk.

Saat itu aku lega karena bisa memberi kata-kata yang mungkin bisa menjadi pertimbanganmu dalam menjalani hubunganmu yang sekarang. Tapi belakangan, aku justru kepikiran dengan kata-kataku sendiri. Aku memikirkan nasehat yang pernah aku berikan padamu waktu itu.

Ini tentang kita...
Dulu... aku dan kamu hanyalah orang asing yang baru kenal. Lalu kita pun mulai dekat, meski hanya sebagai teman. Entah mengapa aku merasa kamu orang yang sangat menyenangkan. Lalu... seiring berjalannya waktu... kita pun menjadi semakin dekat. Namun disaat yang sama, ada satu masalah yang tiba-tiba memaksa aku untuk menjauhimu. Aku merasa kedekatan kita hanya akan membawa masalah baru. Dan aku pun memutuskan untuk menjauh darimu. Saat itu untuk pertama kalinya aku berdoa untuk kita. Aku berdoa... agar aku dijauhkan dari kamu. Agar kita dipisahkan jarak atau keadaan yang membuat kita tak bisa lagi bertemu. Setidaknya itu cara paling ampuh untuk menjauhi seseorang. Aku yakin, kamu juga pasti setuju dengan doaku.
Lalu... sebulan atau tepatnya dua bulan kemudian sejak aku rutin mengucapkan doa itu, tiba-tiba saja keadaan berubah drastis. Aku justru dipaksa masuk dalam sebuah keadaan dimana aku harus selalu ada bersamamu. Selalu berada didekatmu. Selalu menuruti semua perintahmu. Dan keadaan itu secara tidak sengaja justru membuat kita semakin dekat... lebih dekat dari hubungan yang pernah kita jalani jauh sebelum aku mengucapkan doa itu.

Lantas... apakah yang terjadi diantara kita ini bisa dikatakan juga merupakan jawaban Tuhan atas doa yang selama ini aku ucapkan? Apakah nasehat yang pernah aku ucapkan padamu waktu itu juga berlaku untuk doaku kali ini??
Tiba-tiba aku menjadi takut... kalau kamu akan mengembalikan semua kata-kata yang pernah aku ucapkan padamu waktu itu. Terus terang... aku tidak punya jawabannya.
Memberi nasehat memang mudah. Tapi ternyata ada satu keadaan yang membuat kita sulit mengartikannya. Karena sampai saat ini pun aku masih belum mendapat jawaban, mengapa aku bisa masuk dalam suatu keadaan yang memaksa aku untuk selalu ada bersamamu. Mengapa Tuhan membiarkan aku masuk dalam keadaan itu. Bukankah kedekatan kita adalah sesuatu yang tidak mungkin??

*Jika kamu punya jawabnya? Tolong beritahu aku!!



**Dan aku baru saja menemukan kata-kata keren ini..
 Segala sesuatu yng ditakdirkan bersama, maka apapun yang mencegahnya, dia akan menemukan jalan untuk menyatu. Pun sebaliknya, sesuatu yang tidak ditakdirkan bersama, maka apapun yang kita lakukan, dia tidak akan pernah menyatu (Tere Liye)