09 Januari 2017

AADC 2 (Rangga Vs Trian)


Kalo mau jujur, aku itu penggemar berat Film AADC, saat itu aku masih SMA. Dan aku bahkan hafal mati semua dialog di Film AADC yang pertama. Aku juga punya semua koleksinya, mulai dari Buku “AKU” karangan Sumandjaya, Kaset Tape dan CD Original Filmnya. Aku juga tipe cewek yang tergila-gila banget sama karakter Rangga. Dan aku selalu bermimpi punya cowok kayak Rangga yang cool dan romantis abis. Okeh, khayalan anak SMA.

Dan setelah 12 tahun, akhirnya Film itu ada sekuelnya juga. Awalnya hanya berupa Drama Mini Versi LINE. Dan aku masih tergila-gila sama sosok Rangga. Apalagi dalam Drama Mini itu Rangga udah jadi orang sukses dan sumpah cakeeeepp bingitttzz. Dan kalau mau jujur, aku lebih suka Sekuel yang versi LINE daripada AADC 2. Aku nggak terlalu suka jalan ceritanya. Rangga kelihatan dekil banget di Film itu.

Awal kali menonton AADC 2, meskipun tidak terlalu suka dengan jalan ceritanya, tapi aku yakin kalau saat itu, aku masih jatuh cinta sama sosok Rangga, meskipun dia tidak secakep Rangga versi LINE. Aku juga setuju dengan keputusan Cinta, yang lebih memilih mempertahankan Rangga dan meninggalkan Trian. Aku setuju dengan quotes di Film itu “Jangan sampai kita memilih bersama dengan orang yang tidak kita cintai hanya karena terpaksa” dan aku rasa Cinta melakukan hal yang benar saat itu.

Tapi kemudian, tiba-tiba saja aku ingin menulis postingan ini. Setelah sekian lamanya setelah menonton AADC 2 aku seperti baru tersadar, kalau aku telah salah. Rangga mungkin cowok pujaanku sejak lama. Aku selalu memimpikan memiliki cowok yang romantis dan puitis kayak dia. Cowok cool yang kadang menyebalkan dan mempermainkan emosi. Aku benar-benar jatuh cinta dengan karakternya. Tapi akhirnya aku sadar, kalau cowok kayak Rangga itu sangat menyebalkan. Datang dan pergi sesuka hati. Memberi harapan yang tidak pasti. Penghianat yang dengan mudahnya mengajak balikan, semudah membalik telapak tangan. Membuat perasaan benar-benar berantakan. Dan satu lagi, masalah hidup tidak akan bisa diselesaikan hanya dengan menulis puisi.

Lalu, aku mulai menyukai sosok Trian (yang awalnya aku benci). Trian yang dewasa dan mapan. Trian yang pengertian dan selalu mau mengalah. Trian yang bisa menjadi pendengar yang baik. Berusaha mengimbangi hobi Cinta, sekalipun itu bukan dunianya. Aku mulai menyukai cowok seperti Trian. Karena dikehidupan nyata, tipe cowok seperti itu akan lebih membahagiakan. Tidak mengombang-ambingkan perasaan. Tidak mempermainkan emosi, datang dan pergi sesuka hati. Karena suatu saat nanti, hati pasti akan merasa letih. Dan memilih pergi.
Cewek dewasa tidak akan lagi terobsesi dengan cowok yang pintar menulis puisi, tapi lebih membutuhkan pria mapan yang bisa menjanjikan masa depan. Yang tidak akan mempermainkan perasaan. Dan mulai saat ini, aku putuskan… Rangga bukan lagi tipe cowok impianku. Tahun 2017 aku memilih move on darinya….
 
**Okeh, postingan Gila #Abaikan