14 Juni 2022

Cerpen "TEKHNOLOGI PENGHAPUS KENANGAN"

            Sepahit itukah kehidupanmu?

Secangkir kopi hitam pekat tersuguhkan diatas mejaku, dikuti tatapan penuh selidik dari pelayan yang meletakkannya. Lagu sendu dari penyanyi pilu seolah mencipta kolaborasi suara lagu merdu yang terdengar menyatu, mencoba menghabiskan waktu. Aku menatap sekelilingku, mengamati satu persatu.

            Seorang perempuan diujung meja sana sedang tersipu malu. Didepannya duduk seorang lelaki yang terus menatapnya. Sang perempuan semakin gugup, wajah putihnya seketika merona merah. Telapak tangannya terus dibanjiri keringat. Bahkan dibalik suara penyanyi pilu yang mengalun sendu, aku seolah bisa mendengar degup jantung perempuan itu. Dug..dug..dug.

Lelaki yang duduk didepannya seolah sudah memikatnya dengan gaya bicaranya yang dewasa, penampilannya yang bersahaja, tatapan matanya yang menyala dan senyum manisnya, seketika mengaktifkan bagian reseptor opioid dalam otaknya. Dan perasaannya menjadi sangat bahagia begitu saja. Diikuti terjadinya pelepasan hormon dopamine pada bagian otaknya dan berakhir dengan jatuh cinta. Disaat yang sama perempuan itu juga terlihat sangat tegang. Itu pasti karena hormone adrenalin.

Aku juga yakin malam nanti perempuan itu akan sulit tidur akibat hormon norepinefrin, seperti efek yang dialami ketika kamu meminum kafein.

            Orang selalu bilang cinta datang dari mata turun ke hati. Tapi menurutku itu tidak sepenuhnya terjadi. Menurutku cinta datang lewat dari indera ke rasio. Artinya, cinta yang ditangkap lewat indera harus diolah diotak sebelum turun ke hati. Dan otaklah yang harus menjadi pengendali dari cinta itu sendiri.

            Sinyal-sinyal dari alat indera itu yang merangsang otak untuk memproduksi sejumlah senyawa kimia yang kemudian menyebar keseluruh tubuh. Karena bagiku, cinta adalah proses kimiawi, bukan semata emosi.

            Jika orang yang jatuh cinta suka tersenyum, tersipu-sipu, wajahnya memerah, tangan berkeringat dingin atau nafas tak teratur. Itu semua adalah reaksi kimiawi dari cinta. Merangsang produksi dopamine dan norepinephrine dibagian otak, yang bila mengalir ke seluruh tubuh akan menimbulkan perasaan gembira dan bahagia.

            Disebelahnya seorang perempuan duduk dengan hati yang patah. Jika jatuh cinta dianggap seperti mengkonsumsi kokain, maka patah hati dianalogikan seperti pecandu yang berhenti mengkonsumsi zat adiktif apapun. Ketika patah hati, seketika tubuh akan kehilangan neurotransmitter pengantar perasaan bahagia yang mulanya banyak membanjiri tubuh. Rasa sakit yang muncul pada saat patah hati bukan hanya sekadar rasa sakit emosional, namun juga fisik. Secara ilmiah patah hati, perasaan dicampakkan, dan kekecewaan mengaktifkan bagian otak yang merespons rasa sakit pada bagian tubuh meski tidak ada luka fisik.

Patah hati juga menyebabkan bagian korteks prefrontal seseorang menjadi tidak berfungsi, yang berpengaruh pada kemampuan untuk menganalisis informasi secara objektif. Ketika dihadapkan pada kondisi ini, otak akan memasuki kondisi panik dan, tubuh akan dibanjiri oleh hormon stress seperti kortisol dan epinephrine yang mengakibatkan kram, sakit kepala, nyeri dada, dan kelelahan. Terkadang kondisi ini bertahan cukup lama bergantung pada seberapa cepat orang tersebut untuk “move on”

            Telponku berdering panjang, membuatku tersentak dari segala penelitianku barusan. Aku buru-buru mengangkatnya

            “Halo”

            “Ini dengan Tuan Arka?”

            “Iya benar”

            “Saya sudah membaca pesan anda. Dan sepertinya saya bisa menolong anda”

            “Baiklah” setelah menerima alamat yang dia kirimkan diponselku, aku bergegas menuju tempatnya. Kutinggalkan selembar uang lima puluh ribuan diatas meja lalu meninggalkan kedai ini. Bergegas mencari taksi.

            Jalanan yang kulalui seolah menghempasku pada lorong waktu dimana aku melihat kendaraan dan orang yang lalu lalang bergerak mundur dalam settingan slow motion. Dan kenangan seperti bertebaran dimana-mana. Seperti potongan kertas yang dihamburkan dengan sengaja. Memenuhi sekelebat pandangan mata, sehingga aku tak bisa melihat hal lainnya kecuali wajahnya. Catatanku memang penuh dengan ingatan samar masa lalu, ingatan tentang perempuan…. Hingga seorang pria yang menghela nafas kemudian berlalu. Kemudian mencatatnya untuk terbaca oleh orang yang tak ingin tahu. Sedikit melegakan untuk menyambut hal-hal yang baru, hingga aku benar-benar bosan mengingat masa lalu.

            Aku turun dari taksi dan menghampiri sebuah bangunan kecil, yang lumayan jauh dari perumahan orang-orang. Bangunan dengan cat dasar hijau muda ini berdiri sendiri, tanpa bangunan lain disebelah kanan dan kirinya. Agak tenang memang, jauh dari kebisingan. Aku melangkah masuk dan membaca sebuah tulisan dipapan depannya “Klinik Penghapus Kenangan”. Seketika aku merasa sedang berada ditempat yang seharusnya

            Kehadiranku lantas disambut seorang perempuan dengan baju mirip perawat dirumah sakit

            “Tuan Arka?” ujarnya mematikan. Aku mengangguk, sambil mengamati seisi ruangan ini. Sepi

            “Silahkan. Tuan sudah ditunggu dari tadi” lanjutnya lalu mengantarkan aku kedalam sebuah ruangan. Didalam ruangan sudah menunggu seorang bapak yang berpakaian layaknya dokter. Hanya saja pakaiannya terkesan lebih santai. Dia memintaku untuk duduk

            “Selamat. Tuan sudah datang ditempat yang tepat. Saya bisa membantu Tuan” ujarnya percaya diri

            “Bagaimana caranya?” tanyaku tak yakin. Meksipun aku tau teknologi sekarang begitu canggih.

            “Tuan perlu tau kalau ingatan itu seolah-olah terbuat dari kaca, ada dalam keadaan cair saat sedang dibuat, sebelum berubah menjadi padat. Namun ketika ingatannya kembali, ia menjadi cair lagi sehingga bisa diubah sebelum sekali lagi diatur ulang”

            “Memori terbentuk ketika protein menstimulasi sel-sel otak untuk tumbuh dan membentuk koneksi-koneksi baru, jaringan-jaringan baru, yang akhirnya membangun sirkuit pikiran manusia. Sejak saat itu memori tersimpan baik di bilik jangka pendek (short-term) maupun bilik jangka panjang (long-term)”

“Memori jangka panjang bersifat tidak stabil. Ia cenderung melunak saat dikunjungi. Prosesnya bernama rekonsolidasi. Hal ini menjelaskan mengapa memori bisa berubah dari waktu ke waktu, sesuai dengan respons emosional orang yang bersangkutan terhadap memori tersebut”

“Lalu bagaimana caranya Anda bisa menghapus kenangan dari otak saya” tanyaku tak mengerti. Bapak didepanku tersenyum penuh arti

“Serahkan pada kami” ujarnya sambil memikirkan, mungkin dia akan memakai cara pertama “rekonsolidasi” yaitu berusaha menetralkan perasaan dengan cara memblok norepinapherine. Atau mungkin cara kedua dengan menghirupkan gas xenon sambil memaksa pasiennya menginat kenangan yang ingin dihapusnya. Gas ini kemudian akan menargetkan reseptor otak, yang diasosiasikan dengan ingatan. Proses ini kemudian akan menghilangkan konotasi negatif dimemori tadi

Aku kemudian dibawa masuk kedalam ruangan berdinding kaca dengan berbagai alat dan kabel yang tidak aku mengerti. Aku mungkin pernah melihatnya difilm-film dalam adegan ingin mencuci ingatan. Mungkin prosesnya juga sama dengan yang akan aku lalui sekarang.

Sebuah alat dipasangkan pada kepalaku. Dan dokter itu memencet beberapa tombol sehingga menyalakan lampu. Aku tidak merasakan takut sama sekali, malah aku sangat tidak sabaran melalui proses ini. Kupejamkan mataku perlahan, dan seketika kenangan itu memenuhi otakku. Berkeliaran disisi otak kiri dan kanan. Seperti hantu-hantu gentayangan. Alat dikepalaku mulai berproses. Aku merasa kenangan itu seperti diacak oleh sinar laser yang ditembakkan. Kepalaku seperti berkunang-kunang, membuatku nyaris kehilangan kesadaran. Sayup-sayup aku mendengar suara yang entah dari mana

Kamu mungkin bisa menghapus kenangan dari otakmu. Tapi tidak dengan hatimu. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar