Kali ini pengen cerita tentang suatu yang tidak terlalu penting sih. Anggap saja lagi ngeracau diblog yang hampir berdebu ini (sambil bersih-bersih). Belakangan aku merasa menjadi over spoiled, cewek manja yang menyebalkan. Bicara dibuat-buat, sok merengek-rengek kalo permintaannya tidak dikabulkan. Astaga betapa menyebalkannya aku. Sok-sok butuh banget “Cowok” padahal dulu-dulunya semua dikerjakan sendiri. Aku ingat, dulunya.. iya dulu banget. Waktu masih Jaman Kuliah, aku tuh selalu bilang kalau aku Cewek Independent. Cewek tegar yang tidak pernah butuh cowok. Yang selalu melakukan segala hal seorang diri. Kemana-mana sendiri. Kerjakan tugas sendiri. Malam minggu sendiri. Jalan-jalan sendiri dan aku sangat mencintai kesendirian. I really Introvert.
Lalu suatu waktu, aku merasakan
semuanya berubah. Aku juga tidak ingat pastinya kapan. Mungkin… setelah aku
membaca sebuah buku. Kalo nggak salah judulnya itu “Nice To Meet You” dan aku
lupa karangan siapa. Dalam novel itu menceritakan kalau ternyata para cowok itu
benci sama cewek yang terlalu Independent. Karena dengan begitu mereka (para
cowok) merasa tidak dibutuhkan, karena si cewek bisa melakukan segala hal
seorang diri. Tetap tegar berdiri, ada atau tanpa cowok disisinya. Awalnya cerita
Novel itu tidak memberi pengaruh sama sekali sih, meski aku orangnya kadang
suka baperan karena bacaan atau film. Sampai akhirnya aku menulis sebuah Novel
yang sampai sekarang belum kelar-kelar. Dalam Novel itu tokoh utamanya seorang
cewek yang tadinya Independent, lalu berubah menjadi manja dan terlihat seolah-olah
dia sangat membutuhkan cowok. Padahal hanya sekedar ingin membuktikan kalau
teori itu benar. Lalu dia terjebak dikisah cinta yang sangat rumit, yang
akhirnya harus kembali membuatnya menjadi sosok yang tegar. Karena ternyata
cowok juga kadang membutuhkan ketegaran seorang cewek. Dan seperti ini penggalan
dialog yang sempat aku tuliswaktu itu….
“Apa lo suka sama cewek yang manja??” tanya
Iren membuat Candra sedikit kebingungan “Teman gue bilang, kalau cowok itu cenderung
lebih suka sama cewek manja dan kekurangan kasih sayang. Karena dengan begitu
kaum cowok akan merasa lebih dibutuhkan, merasa lebih berguna sebagai cowoknya”
Candra tertawa mendengar penjelasan Iren itu
“Gue malah lebih
suka sama cewek tegar” tegasnya membuat Iren kesulitan bernapas. Dia seolah tak
bisa mengendalikan perasaannya karena terlalu bahagia. Akhirnya ada juga cowok
yang menyukai cewek tegar sepertinya
“Kenapa lo suka
sama cewek yang tegar? Bukankah cewek tegar itu seolah tak membutuhkan perhatian
dan kasih sayang dari lo?” sekali lagi Candra tertawa
“Kalo begitu gue
yang butuh dia” ujar Candra masih tertawa “Ada kalanya gue pasti rapuh, dan
disaat itu ketegarannya akan sangat berarti. Ketegaran yang ditunjukkannya
pasti bisa membuat gue bangkit lagi” ujar Candra begitu yakin “Gue juga mungkin nggak akan bisa
selalu ada buat dia. Dan gue yakin, dengan ketegarannya, dia masih akan bisa
tetap berdiri meski tanpa ada gue lagi. Dia masih akan bisa tertawa, dan terus
menjalani hidupnya”
Waaw… aku sendiri tidak menyangka pernah menulis bagian ini, yang aku
rasa sangat keren. Siapa sih cowok yang pertama kali mengucapkan kata-kata ini?
Aha… *berusaha mengingat*
Apapun itu… jujur, aku mulai gerah dengan diriku yang sekarang. Sok manja.
Apa-apa curhat sama cowok. Apa-apa butuh cowok. Padahal tanpa mereka pun aku
bisa melakukan segalanya seorang diri. Aku akan tetap baik-baik saja tanpa
Drama dengan para cowok. Ehh, tapi bukan berarti aku anti Cowok loh. Enggak
lah. Kalo anti narkoba baru iya. Ehh kok jadi Kampanye sih.
Apapun itu… aku nggak mau jadi over spoiled lagi. Meskipun itu terjadi
tanpa aku sadari sih. Apalagi belakangan, aku mulai akrab dengan panggilan
BARBIE. Sementara Barbie itu identik dengan cewek yang hidup di zona nyaman. Belum
lagi, ada satu cowok yang bilang kalau aku terlalu lama jadi Barbie dan lupa
kalau kehidupan itu sangat keras. Kalau diluar sana ada banyak kenyataan pahit.
Padahal aku mengartikan Barbie itu sebagai cewek yang optimis, penuh
semangat dan selalu bahagia. Selalu ceria dengan asesoris Pink dan girly. Selalu
penuh mimpi. Selalu bisa menginspirasi. Itu versi Barbie menurutku. Aku nyaman
menjadi Barbie belakangan ini. Tapi… aku mulai gerah dengan sikapku yang sok
manja. Dan kayaknya semakin menjadi-jadi. Hahahaha… mulai pecicilan,
keganjenan. Eh nanjodi. Aku mau kembali menjadi Cewek Independent lagi deh. Kayaknya
seru.
Just be your self Murthy. And you be Happy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar