26 November 2016

FAIRY TALE (DONGENG)

Entah kenapa belakangan ini aku jadi tertarik sama Dongeng, terlebih kisah cinta. Tapi bukan berarti aku lantas terobsesi menjadi Tukang Dongeng atau penyiar radio yang tiba-tiba membawakan acara dongeng. Belum kepikiran sih. Hanya saja, aku ingin menulis sesuatu yang ada hubungannya sama Dongeng. Waktu itu aku sempat nemu lirik lagu Mandarin yang ditranslate ke inggris. Judulnya Fairy Tale (Dongeng) dan aku minta temanku untuk translate ke Indonesia, meski akhirnya dia bilang lirik lagu itu lebay sampe dia mau muntah. Bahkan karena proses translate itu aku jadi kesal banget sama dia, sampai aku nggak mau hubungi dia lagi. Dia bilang aku modus. Padahal aku pikir, selera humornya saja yang terlalu rendah.

Dan akhirnya, aku berhasil menyelesaikan satu tulisan yang kuberi judul Fairy Tale. Jadi aku pas lagi ikut even menulis cerpen yang temanya tentang Jepang. Jadi sekalian aja aku menceritakan tentang seorang cewek yang begitu percaya pada Dongeng. Dan aku memilih dongeng Jepang Unmei no Akai Ito, yang kalau dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai Benang Merah Takdir. Dongeng ini merupakan kepercayaan orang Jepang, meski sebetulnya berasal dari Cina. Konon, dijari kelingking setiap orang ada benang merah yang tak kasat mata, yang akan terhubung dengan jodohnya. Hanya dengan jodoh sejatinya saja. Benang tersebut bisa saja sangat panjang dan dua orang yang benang merahnya saling terhubung mungkin berada di tempat yang sangat berjauhan, bahkan mungkin terpisah oleh ruang dan waktu. Benang tersebut pun bisa saja kusut, namun takkan ada yang bisa memutuskan benang itu. Menurut legenda, Dewa mengaitkan benang merah di setiap jari para kekasih sejati agar mereka suatu saat nanti dapat bertemu dan saling jatuh cinta. Itulah mengapa terkadang ada saja orang yang jatuh cinta pada pandangan pertama, atau ada saja pasangan kekasih yang sekalipun sering bertengkar, namun tetap saja bersama.

Setting tempatnya aku memilih Universitas Hokkaido, soalnya aku sekaligus bisa menceritakan tentang Festival Salju terbesar, Sapporo Yuki Matsuri di Kota Sapporo, Hokkaido.
Memang sih agak sulit menulis Cerpen bertema Jepang, berhubung aku belum pernah kesana. Apalagi harus menyelipkan dialog yang sedikit menggunakan bahasa Jepang. Dan ini lebih sulit dibanding aku pernah menulis cerpen tentang Korea. Karena aku sedikit tau bahasa korea, jadi tanpa search di google pun aku bisa menulis sedikit dialognya. Sedikit sih, paling  kata-kata standar. Itupun hasil dari menonton Drama Korea saat masih tergila-gila dulu, sekarang sudah tak punya waktu.

Dan aku suka ending dari cerpen ini. Aku menulis, sekalipun dia dikecewakan dengan kenyataan hidup yang tidak selalu seindah dongeng, tapi bukan berarti dia lantas membenci dongeng. Ada beberapa hal positif yang bisa kita ambil dari cerita dongeng.
Seperti Cinderella yang tidak membiarkan dirinya berlama-lama menengok kebelakang. Mantra yang diucapkan oleh Peri hanya mampu bertahan hingga pukul 12 malam dan itu berarti pesta bagi Cinderella harus berakhir. Ketika dia berlari menuruni anak tangga, tanpa sengaja sepatu kaca miliknya terlepas. Namun Cinderella tidak berniat kembali untuk mengambil sepatunya, dia tetap memilih untuk terus berlari. Hingga kemudian apa yang direlakannya itu (sepatu kaca miliknya) justru malah memantapkan hati Pangeran untuk mencarinya.

Begitu juga dengan Little Mermaid, yang begitu mencintai Pangeran hingga dia rela menjual suaranya kepada seorang penyihir demi menjadi manusia. Tapi akhirnya, semua usahanya itu berakhir sia-sia, karena Pangeran tidak mencintainya dan malah memilih menikahi perempuan lain. Itu artinya, kita tidak bisa memaksakan orang lain untuk mencintai kita, sekalipun kita sudah berkorban banyak untuknya.

Dan aku menutup ending cerpen ini dengan sebait paragraph ini…

Musim semi adalah yang paling ceria, seperti peribahasa Jepang ‘fuyu kitarinaba, haru tookaraji’. Banyak orang memulai lembar baru mereka dimusim semi, menjadi murid di sekolah baru, mahasiswa di universitas baru, pindah ke rumah baru, dan menikah. Bunga-bunga Negeri empat musim bermekaran teramat indah. Dan hari ini aku akan memulai kehidupan baru. Melupakan Pangeran yang telah menyakitiku. Seperti Dongeng Unmei no Akai Ito, dimana kalau jodoh takkan lari kemana. Jodoh sejati akan selalu terhubung dengan kita, sekalipun saat ini belum terlihat tanda-tandanya. Tapi aku selalu percaya, Tuhan sudah menyiapkan Pangeranku, yang terikat benang takdir bersamaku. Dan dia akan datang menjemputku, suatu saat, diwaktu yang tepat.***

Ciewww…pokoknya aku sukaak banget cerita ini. Meskipun aku bukan orang yang percaya dongeng. Tapi aku pernah bermimpi ingin menjadi seorang Putri yang tinggal di Istana megah, bertemu Pangeran yang kaya raya dan setia.  
If you have a good personality, you are the real Princess. Right??
 


Aku berharap cerpen ini bisa menang, setidaknya masuk dalam 20 besar dan dibukukan, biar aku bisa mengoleksi Piagam Menulis lagi. Kalau tidak salah pengumuman pemenangnya tanggal 22 Desember nanti. Kalau kemarin sudah dapat yang Korea, semoga kali ini bisa dapat Piagam Jepang. Hahaha… berhubung salah satu obsesi tahun ini adalah mengumpulkan piagam menulis sebanyak-banyaknya. Hhh… andai saja mengoleksi Piagam semudah mengoleksi Cowok. Heh? Heh? Maksudnya? #Abaikan.
Dan siapa pun yang membaca postingan ini, jangan lupa doakan aku menang yah. Arigato Gozaimasu ~0~

***Yeayy... akhirnya Fairy Tale masuk 20 Besar. Senangnya... sungguh hadiah terindah dipenghujung tahun. Alhamdulillah... 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar